SEMIOTIKA
Semiotika merupakan sebuah studi tentang pertanda dan makna dari sistem tanda. Maksudnya yakni sebuah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana sebuah makna yang di bangun untuk mengkomunikasikan sesuatu hal terhadap masyarakat melalui sebuah sarana yakni media.
Semiotika
sering juga disebut sebagai ilmu signifikansi, di pelopori oleh dua orang,
yakni ahli lingustik Swiss, Ferdinand De Saussure dan seorang filosof
pragmantisme Amerika yakni Charles Sanders Pierce. Kedua ahli tersebut saling
menggembangkan ilmu semiotika namun tidak menggenal satu sama lain serta jarak
yang memisahkanya. Berikut menggenai semiotika berdasarkan pengembangannya
serta lingkup bahasannya, sembilan macamnya dan penggunannya.
Saussure
menyebut ilmu yang dikembangkannya sebagai semiologi. Sebuah anggapan bahawa
sperbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai
tanda, harus ada di belakangnya sistem perbedaan dan konvensi yang memungkinkan
makna itu. Dimana ada tanda di situ ada sistem (Hidayat,1998:26:dalam
zulkarnain Yani). sedangkan
Peirce
menyebut ilmu yang di bangunnya semiotika. Baginya yang ahli filsafat dan
logika, penalaran manusia senantiasa di lakukan lewat tanda. Artinya, manusia
hanya dapat menalar lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika
dan semiotika dapat ditetapkan pada segala macam tanda (Berger,2000:4). Seiring
dengan perkembangan maka istilah semiotika lebih populer dari pada istilah
semiologi.
Dalam
pertemuan VIENNA CIRCLE yang berlangsung di Universitas Wina tahun 1992 semiotika
di tetapkan sebagai bidang studi. Di dalam semiotika di kelompokan menjadi tiga
bagian cabang ilmu tentang tanda yakni :
- Semantic
Yang mempelajari bagaimana sebuah tanda berkaitan dengan yang
lain.
- Syntatic
Yang mempelajari bagaimana sebuah tanda memiliki arti dengan
tanda yang lain.
- Pragmantic
Yang
mempelajari bagaimana tanda digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan
studi tentang bagaiman mengorganisasikan sistem tanda-tanda dan penggaruhnya
disebut Syntatic and Pragmantic codes. Syntatic mempelajari bahwa sebuah tanda
mempunyai arti bila dikaitkan dengan tanda yang lain dalam sebuah aturan
formasi, atau disebut sebagai tata bahasa. Sebaliknya, Pragmantic mempelajari bahwa
sesuatu memiliki arti tergantung pada kesepakatan sehari-hari sebagai sebuah
komunitas.
Berdasarkan lingkup pembahasannya,
semiotika dibedakan menjadi tiga macam berikut
- Semiotika Murni (Pure)
Pure Semiotic membahas tentang dasar filosofis semiotika,
yaitu berkaitan dengan metabahasa, dalam arti hakekat bahasa secara Universal. Misalnya,
pembahasan tentang hakikat bahasa sebagaimana dikembangkan oleh Saussure dan
Pierce.
- Semiotika Deskriptif (Descriptive)
Descriptive Semiotic adalah lingkup semiotika yang membahas
tentang semiotika tertentu, misalnya sistem tanda tertentu atau bahasa tertentu
secara deskriptif.
- Semiotika Terapan (Applied)
Applied Semiotic adalah lingkup semiotika yang membahas tentang
penerapan semiotika pada bidang atau konteks tertentu,misalnya dengan kaitannya
dengan sistem tanda sosial, sastra, Komunikasi dan sebagainya (Kaelan,
2009:164)
Mansoer
Pateda (dalam Rusmana, 2005) menyebutkan sembilan macam semiotika.
1. Semiotika Analitik
Yakni yang menganalisis
sistem tanda. Peirce menyatakan bahwa semiotik berobjeckkan tanda dan
menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai
lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu
kepada object tertentu.
2. Semiotika
Deskriptif
Semiotika yang
memperhatikan sistem tanda yang dapat dialami oleh setiap orang meskipun ada
tanda yang sejak dari dahulu sudah ada seperti langit mendung pertanda hujan.
3. Semiotika
Faunal (zoosemiotic)
Semiotik yang
menganalisis sistem tanda dari hewan-hewan ketika berkomunikasi di antara
mereka dengan menggunakan tanda-tanda tertentu, yang sebagaiannya dapat di
menggerti manusia.
4. Semiotika
Kultural
Semiotik yang khusus
untuk menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu karena
beraneka ragam suku dan budaya yang ada.
5. Semiotik
Naratif
Semiotik yang menelaah
sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitps dan cerita lisan.
6. Semiotik
Natural
Semiotik yang khusus
untuk menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.
7. Semiotik
Normatif
Semiotik yang khusus
menelaah sistem tanda yang dibuat manusia yang berwujud norma-norma.
8. Semiotik
Sosial
Semiotik yang khusus
menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia berwujud lambang, baik
lambang berwujud kata ataupun kalimat.
9. Semiotik
Struktural
Semiotik yang khusus menelaah
sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.
Berdasarkan
penggunaanya, semiotik dikelompokkan dalam berbagai bidang, seperti yang di
kemukakan Eco, sebagai berikut :
·
Semiotik tanda hewan (zoosemiotic).
·
Semiotik
tanda penciuman.
·
Semiotik dalam komunikasi dengan indera perasaan
“ciuman, pelukan,pukulan, tepukan pada bahu.
·
Semiotik pencicipan.
·
Paralinguistik : jenis suara sebagai tanda
kelamin, usia, kesehatan, suasana hati dan sebagainya.
·
Semiotik medis, termasuk psikiatris.
·
Semiotik gerakan : kinesioligi dan proksemi.
·
Semiotik musik.
·
Semiotik bahasa formal : morse, logika simbolis.
·
Semiotik bahasa tulis.
·
Semiotik bahasa alamiah.
·
Semiotik komunikasi visual : rambu lalu lintas,
grafitti, seni rupa, komik, sinema, arsitektur, koreografi, dan lain-lain.
·
Semiotik benda.
·
Semiotik struktur cerita.
·
Semiotik kode buaya : mitos, model mentalitas,struktur
kekerabatan.
·
Semiotik kode etik.
·
Semiotik komunikasi massa.
·
Semiotik retrorika (seni pidato).
Semiotik teks dalam arti luas : upacara,
permainan dan sebagainya.
Sumber
:
Nawiroh
vera, M.Si. Semiotika Dalam Riset Komunikasi, hal 2-6. Ghalia Indonesia, 2014.
Comments
Post a Comment