Gandul, Kota Pati.

Gandul, Kota Pati.

     Beberapa waktu lalu saya sempat lewat dan terpesona dengan kota Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Mengapa ?, karena setelah melewati daerah porwodadi, dengan jalan yang berkelok-kelok kanan kiri kulihat saja banyak tumbuhan walaupun agak gersang. Akhirnya saya memasuki daerah Pati bagian kota, dengan gapura bertuliskan semboyan “Pati Bumi Mina Tani”. Tepat di perempatan lampu merah tembusan jalan pantura, jika belok kanan menuju Jawa timur dan jika belok kiri menuju Demak, karena saya dari selatan maka saya tinggal lurus masuk saja.

     Setelah masuk, maka akan berada di sebuah daerah bernama puri, ini termasuk di daerah teritorial Pati. Ketika memasuki daerah tersebut dengan jalan yang mulus dan tidak terlalu lebar jika di bandingkan dengan tol Bawen salatiga (Emmmmm), perhatian saya terbagi antara nyetir dan kanan-kiri sepanjang jalan tersebut yang sangat menyita perhatian. Pada saat itu waktu sekirannya masih pagi, dari pada saya gass poll mending saya perlahan saja. Ya, sekiranya sekalian untuk menikmati suasana pagi di kota Pati. Tiba di salah satu lampu merah dekat klenteng, jika tidak salah.

     Saya kemudian menepikan kendaraan, dengan maksud untuk mencari tahu apa yang membuat rasa penasaran saya mengenai Gandul. Setelah saya turun dari kendaraan, kemudian saya berjalan dan masuk ke sebuah tempat yang sangat unik menurut saya. Mungkin jika di lihat sekilas mirip Angkringan di Jogja atau Warteg yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Namun ini beda, apa yang membedakannya ?. yakni GANDUL, gandul merupakan sebuah masakan khas yang ada di daerah Pati, namun anda juga bisa menemukannya di sekitaran pantura dari Demak, Kudus hingga Pati. Tapi akan terasa nikmat dan khas jika anda mencicipi makanan tersebut langsung di tempatnya, yakni Pati.

     Hal pertama yang membuat saya berkesan dengan makanan ini ialah. Sepintas serupa namun tak sama dengan Semur Daging dan Gulai. konon menurut ceritanya, yang memopulerkan nasi gandul ini adalah desa Gajahmati, tempatnya masih di sekitaran terminal bus Pati. Walaupun seiring dengan perkembanga jaman dan globalisasi, serta perdagangan saham yang sering naik turun melanda dunia perekonomian para orang kaya. Maka, nasi gandul tidak hanya populer di sana saja, namun tetap di sana merupakan cikal bakal nasi gandul dan akan lesatari selamanya.

     Jika ditelusuri asal-usul pemberian nama nasi gandul, banyak versi yang menceritakan tentang hal tersebut. Berdasarkan dari beberapa narasumber yang saya temui, maka terangkum ke dalam dua versi, sebagai berikut :
  • Pertama mengatakan bahwa nama nasi gandul adalah nama pemberian dari pembeli. sebab dulu di daerah Pati, penjual nasi gandul menjajakan nasinya dengan menggunakan pikulan yang berisi kuali di satu sisi serta bakul nasi dan peralatan makan nasi gandul di sisi lain. Kemudian, pikulan tersebut digotong dan dijajakan sehingga pikulan tersebut naik-turun seiring dengan langkah kaki yang menyebabkan ngandul atau ngantug. Nah oleh karena itu disebut dengan Nasi Gandul, kemudian.
  • Kedua, nasi gandul terinspirasi dari cara penyajiannya yang unik. Cara penyajiannya, piring yang telah dilapisi oleh daun pisang, kemudian diisi oleh nasi, baru setelah itu diberi kuah. Karena penyajian yang serupa itu, oleh para pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang atau dengan sebutan menggantung.
     Naaah itu baru versi kenapa di sebut nasi gandul, belum mengenai rasanya. karena nasi gandul sangat menyita perhatian saya maka ketika saya memakannya. wooow mantap amabiiissss joss. Sekilas menurut saya mirip dengan semur dagin atau gulai, namun ternyata itu beda (menurut saya ya !!!!). Pada Saat makan nasi gandul biasanya hanya akan mendapatkan nasi putih ditambah kuah gandul dengan sedikit potongan daging sapi, eeeeetts untuk yang saya makan kali ini ternyata menggunakan dagin kerbau atau lembu. Kemudian apabila lauk yang diberikan dianggap tidak cukup, anda dapat meminta tambahan lauk kepada penjual. Biasanya tinggal ambil yang tersedia, mirip dengan warteg. Tambahan lauk berupa tempe goreng, perkedel, telor bacem, daging sapi atau lembu, dan jerohan sapi. Selain itu anda dapat meminta penjualnya untuk memotong kecil-kecil sekiranga jika di rasa kebesaran agar sesuai dengan permintaan, hal uniknya ialah cara memotongnya dengan alat yang sangat unik.

     Naaaahhhh itu tadi sepenggal cerita, berdasarkan rasa penasaran saya terhadap sesuatu yang sangat menarik perhatian saya, yang kali ini dari kota Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Jika anda masih penasaran dengan nasi gandul, silahkan berkunjung ke sana. di sana penjual tidak hanya satu tempat melainkan banyak. monggo silahkan.


Baca Juga Menggenai : Healthy Food, Temepe. Gudeg, Traditional Salad, Pecel. Betutu ?.

Comments